Madinah Bukan Sekadar Kawasan, Tapi Ada Peradaban di Dalamnya
Bila perjalanan dakwah Rasulullah s.a.w. kita jadikan patokan perjuangan, maka ujung dari perjalanan panjang perjuangan tersebut adalah terbangunnya Madinah.
Tapi, benarkah muara dari perjuangan Rasulullah s.a.w. adalah terbentuknya sebuah kawasan bernama Madinah? Mari kita lihat kembali kisah perjuangan Rasulullah s.a.w. yang dimulai dari Makkah.
Setelah Muhammad s.a.w. diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun, kemudian berdakwah di Makkah selama lebih kurang 13 tahun, lalu hijrah ke Madinah dan mendakwahkan Islam selama lebih kurang 10 tahun hingga beliau wafat di sana, maka pahamlah kita bahwa Madinah menjadi akhir dari perjuangan Rasulullah s.a.w.
Namun, kita juga harus paham bahwa Madinah --sebagai sebuah wilayah-- bukanlah unsur paling penting dari perjuangan Rasulullah s.a.w. Sebab, Madinah hanyalah sebuah tempat.
Justru yang jauh lebih penting dari sekadar tempat adalah peradaban yang terbangun di dalamnya. Itulah peradaban Islam.
Jadi, jika kisah sukses Rasulullah s.a.w. ini menjadi acuan, maka muara dari perjuangan panjang kita adalah tegaknya peradaban Islam sebagaimana dulu Rasulullah s.a.w. menegakkannya di Madinah.
Dulu, Rasulullah s.a.w. membangun peradaban Islam di Madinah hanya butuh waktu sekitar 23 tahun jika dihitung saat beliau diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun. Kita mahfum beliau bisa melakukan itu dalam waktu yang sangat singkat. Sebab, beliau dituntun langsung oleh Allah Ta'ala lewat petunjuk wahyu.