Sejarah

Saat Romawi Ingin Menguasai al-Quds, Perang Salib Pun Dimulai

Al-Quds adalah kota di mana Masjid al-Aqsha berada.

Dalam lintasan sejarah, Kota al-Quds pernah dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khaththab dari pendudukan Romawi. Lalu, dalam lintasan sejarah berikutnya, Kota al-Quds dikuasai oleh beberapa kekaisaran Islam, hingga terakhir dikuasai oleh Turki Seljuk.

Pasukan Seljuk ini sebelumnya, sekitar tahun 1071, berhasil memporakporandakan tentara Romawi yang didukung Perancis dan Armenia dalam sebuah pertempuran bernama Manzikart. Kekalahan ini membuat pasukan Romawi murka dan ingin membalas dendam kepada Seljuk.

Keberhasilan Dinasti Seljuk merebut Kota al-Quds dari Dinasti Fathimiyah dimanfaatkan oleh Kaisar Romawi (Bizantium), Alexios I Komnenos, untuk mengajak Paus Urbanus II menyeru kepada seluruh umat Kristen di Eropa agar melakukan "Perang Suci". Perang ini kelak lebih dikenal dengan nama Perang Salib I.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kepada Paus, Kaisar menyatakan bahwa tujuan Perang Suci adalah untuk merebut kota suci Yerusalem. Padahal, tujuan utamanya sebetulnya bukan itu. Kaisar ingin mendapatkan tambahan kekuatan dari masyarakat Kristen untuk memerangi pasukan Turki Seljuk dari Anatolia. Inilah sebenarnya tujuan awal dari seruan Perang Suci ini.

Maka, pada 27 November 1095, pada awal musim panas, Paus secara resmi mengumumkan seruan kepada seluruh kaum Kristen di Eropa agar ikut serta dalam "Perang Suci" ini. Bagi siapa pun yang ikut serta, Paus menjanjikan pengampunan. Apapun dosanya. Seruan ini sekaligus menandai dimulainya Perang Salib I.

Ribuan umat Kristiani menyambut seruan Paus Urban II. Para petani, kesatria (knight), dan penduduk biasa dari berbagai tempat di Eropa Barat berjalan kaki lewat darat dan berlayar lewat laut menuju Konstantinopel, tempat persinggahan sebelum menuju al-Quds.

Pasukan yang tiba di Konstantinopel untuk menyerang al-Quds sebetulnya ada beberapa. Ada kelompok besar pertama yang tiba di pinggiran Konstantinopel. Kelompok besar ini sulit dikendalikan, tidak disiplin, dan tidak memiliki perlengkapan layaknya pasukan militer.Mereka sering disebut Perang Salib Petani, dipimpin oleh Peter Sang Pertapa dan Gautier Sans-Avoir. Mereka sama sekali tidak mempedulikan keinginan Kaisar Bizantium, Alexios I Komnenos. Mereka bergerak dengan kehendak sendiri.

Ada juga kelompok yang tidak berada di bawah komando Kaisar. Mereka terdiri dari sejumlah pasukan dengan para komandan masing-masing. Di dalamnya terdapat Hugues I, Comte Vermandois (saudara Raja Philippe I dari Prancis), Raymond IV, Comte Toulouse.

Jika kelompok pertama dan kedua ini digabung, menurut Geoffrey Hindley dalam The Crusades: Islam and Christianity in the Struggle for World Supremacy, jumlahnya diperkirakan 60 ribu orang. Mereka bergerak melintasi Asia Kecil, dan sempat berhadapan dengan pasukan Seljuk di Dorylaeum. Kali ini, pasukan Seljuk kalah. Daerah Antiokhia di utara Syam berhasil mereka rebut pada tahun 1098. Mereka juga merebut Edessa, lalu bergerak menuju al-Quds.

Al-Quds kemudian dikepung dari berbagai penjuru. Pengepungan al-Quds oleh pasukan Salib ini berlangsung selama satu bulan. Pasukan Daulah Fathimiyah sempat hendak membebaskan al-Quds dari pengepungan. Namun mereka gagal. Pasukan Salib, yang juga dikenal dengan pasukan Frank, berhasil menaklukkan al-Quds pada 5 Juli 1099.

Menurut Mansyur Abdul Hakim dalam bukunya Bangsa Romawi dan Perang Akhir Zaman, saat perebutan tersebut, Pasukan Salib melakukan pembantaian besar-besaran kepada penduduk al-Quds, baik pria, wanita, anak-anak, dan lanjut usia. Di pelataran Masjid al-Aqsha saja, jumlah kaum Muslim yang mereka bantai mencapai 70 ribu orang.

Inilah perang berdarah yang melatarbelakangi rangkaian Perang Salib selanjutnya. Kota al-Quds berada di bawah penguasaan Bangsa Romawi hampir satu abad sebelum kemudian dibebaskan kembali oleh Shalahuddin al-Ayyubi pada tahun 1187. ***

Penulis: Mahladi Murni

Berita Terkait

Image

Wilayah Baitul Maqdis Menurut Para Cendekiawan Muslim

Image

Nashirul: Sikap Tegas RI Atas Israel Perlu Tindak Lanjut Lebih Kongkrit

Image

Akankah Sejarah Berulang Menimpa Kaum Yahudi?

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Jaga Iman dengan Berbagi Renungan