Hijrah: Kekuasaan dan Pemilu

Ulasan  

Saudara-saudara Muslim di sana tidak bisa melaksanakan ibadah sama sekali. Jika ketahuan berjenggot, pakai jilbab atau simbol-simbol Muslim maka langsung dipenjara. Bulan Ramadhan, semua Muslim dipaksa makan siang sehingga tidak ada yang bisa menjalankan puasa Ramadhan.

Etnis Muslim di Myanmar, khususnya etnis Rohingya, mengalami banyak tekanan dan diskriminasi dari pemerintah Myanmar. Mereka sering kali dianggap sebagai pendatang ilegal dan tidak diakui sebagai warga negara Myanmar. Pemerintah Myanmar juga telah melakukan kekerasan terhadap etnis Rohingya yang menyebabkan banyak orang menjadi pengungsi.

Kedua saudara kita di Uighur dan Rohingya dengan kondisi seperti itu mau tidak mau harus hijrah karena tidak ada back up kekuasaan dan tidak bisa melakukan perlawanan. Dunia internasional juka bungkam dengan penindasan yang jelas-jelas melanggar hak azazi manusia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pemilu 2024
Sebentar lagi, bangsa Indonesia akan melaksanakan perhelatan besar yaitu Pemilu. Hajatan lima tahunan untuk memilih presiden dan wakil pesiden serta wakil-wakil rakyat di DPR tingkat pusat, propinsi dan kabupaten kota.

Kondisi NKRI yang mayoritas Muslim relatif memberikan ruang untuk umat Islam bisa menjalankan ibadah dengan baik. Artinya tidak perlu untuk hijrah ke negara lain karena relatif masih kondusif.

Meski demikian, dalam beberapa tahun terakhir keperpihakan penguasa terhadap Muslim masih kurang. Contohnya, kriminalisasi ulama marak dilakukan, beberapa ulama juga mengalami pembatasan dakwah dan beberapa kebijakan atau regulasi yang tidak menguntungkan umat Islam.

Dalam pemilu 2024 nanti, umat Islam harus cerdas untuk memilih pemimpin yang akan berkuasa dan wakil rakyat yang akan mewakili untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Pilihan cerdas tentu harus memilih calon pemimpin yang track recordnya yang baik dan memberikan jaminan terhadap jalannya dakwah Islam. Partainya juga yang terbukti memberikan dukungan terhadap dakwah Islam.

Umat Islam tidak boleh buta politik, golput atau tidak mau tahu tentang politik dengan mengambil langkah pragmatis. Memilih sesuai dengan uang yang diberikan atau asal-asalan karena pengaruh bujukan janji palsu.

Satu suara sangat menentukan pemimpin dan wakil rakyat yang akan terpilih. Selisih satu atau dua suara sangat berpengaruh untuk perjalanan dakwah 5 tahun ke depan. Bagi yang selama ini menjadi pemilih pragmatis dalam pemilu 2024 harus hijrah dengan memilih pemimpin dan wakil rakyat yang bisa back up dakwah Islam.***

Penulis: Dr Abdul Ghofar Hadi | Wakil Sekjen DPP Hidayatullah

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Jaga Iman dengan Berbagi Renungan

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image