Bayarkan Zakat Agar Terhindar dari Sifat Kikir
Kewajiban pokok seorang Muslim, setelah syahadat dan shalat, adalah membayar zakat. Hal ini dikemukakan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam (SAW) dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, ketika beliau berdialog dengan Malaikat Jibril.
"Wahai Muhammad," kata Jibril. "Beri tahu kepadaku tentang Islam!"
Rasulullah SAW menjawab, "Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, kemudian engkau mendirikan shalat, kemudian engkau menunaikan zakat, kemudian engkau berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian engkau menunaikan haji jika mampu."
Hal yang sama dikemukakan oleh Rasulullah SAW kepada Muadz bin Jabal yang hendak beliau utus ke Yaman untuk berdakwah. Kata Rasulullah SAW, "Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), maka hendaklah hal pertama yang engkau sampaikan kepada mereka ialah syahadat La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah. Jika mereka telah menaatimu dalam hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah Azza wa Jalla mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah menaati hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah Ta'ala mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang fakir."
BACA JUGA: Kedudukan Shalat Sangat Penting dalam Islam, Jangan Sepelekan
Zakat adalah ibadah sosial. Sebab, ia ditujukan bukan sekadar untuk kepentingan diri sendiri, namun sangat kental dengan kepentingan orang lain. Zakat pada hakekatnya memberi, bukan menerima, kepada orang-orang pilihan yang memang berhak menerimanya.
Sedang bagi yang memberi, zakat akan membersihkan jiwanya, terutama dari sifat kikir, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman dalam al-Qur’an surat At-Taubah [9] ayat 103, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”
Zakat juga akan mendatangkan keberkahan dan tambahan rezeki kepada mereka yang menunaikannya, sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam al-Qur'an surat Saba [34] ayat 39, "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.”
Senada dengan hal itu, Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim, bahwa Allah Ta’ala telah befirman, "Wahai anak Adam, nafkahkan (hartamu), maka Aku akan memberi nafkah kepadamu.”
BACA JUGA: Rusak Amanah Hilanglah Iman
Sebaliknya, bagi mereka yang enggan menunaikan kewajiban berzakat maka Allah Ta'ala mengancamnya dengan keras. Dalam al-Qur'an surat At-Taubah [9] ayat 34 dan 35, Allah Ta’ala berfirman, “... Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih pada hari dipanaskan emas perak itu dalam Neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka, (lalu dikatakan) kepada mereka, 'Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu'.”
Rasulullah SAW juga bersabda, "Setiap orang yang memiliki emas dan perak yang tidak menunaikan hak hartanya tersebut, pasti di hari kiamat kelak akan dibentangkan untuknya lempengan-lempengan yang terbuat dari api. Lalu dia dipanggang di atasnya dalam Neraka Jahannam. Kemudian, lambung, kedua kening dan punggungnya diseterika dengannya. Setiap kali terasa dingin maka diulang lagi untuknya pada hari yang panjangnya 50.000 tahun hingga urusan di antara hamba diputuskan, lalu ia akan melihat jalannya apakah ke surga atau ke neraka.”
Pada Hadits yang lain, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang diberi harta oleh Allah Azza wa Jalla, lalu ia tidak menunaikan zakatnya, (maka) pada hari kiamat kelak hartanya akan dijelmakan menjadi seekor ular jantan aqra’ (yang putih kepalanya karena banyaknya racun di kepala tersebut) yang berbusa di dua sudut mulutnya. Ular itu dikalungkan (di lehernya) pada hari Kiamat. Ular itu mencengkeram dengan kedua rahangnya, lalu ular itu berkata, ‘Saya adalah hartamu, saya adalah simpananmu”.
Setelah berkata demikian, Rasulullah SAW membaca surat Ali Imran [3] ayat 180, "Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil terhadap harta-harta yang Allah berikan kepada mereka sebagai karunia-Nya itu menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sesungguhnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di lehernya kelak pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala urusan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Masihkah kita tak tergerak untuk menunaikan kewajiban pokok ini setelah membaca keutamaan membayar zakat? Ramadhan adalah bulan yang sangat baik untuk menunaikannya.
Wallahu a'lam.
Penulis: Mahladi Murni