Empat Hal Penyebab Futur
Futur merupakan sikap yang harus diwaspadai. Futur menjadi langkah pertama setan menejerumuskan orang- orang beriman kepada jalan kemaksiatan.
Futur biasanya dimulai dari rasa malas yang menimpa seseorang yang sebelumnya besemangat dalam beribadah. Untuk menghindari sikap ini, mari kita simak penejelasan rinci dari kitab Ad- Dalilul Al-Ilm.
1. Banyak bermaksiat
Banyaknya seseorang melakukan kemaksiatan dapat menyebabkan munculnya sifat malas. Apalagi bila ia sering meremahkan dosa- dosa kecil. Sebab, kebaikan tidak bisa disandingkan dengan kemaksiatan.
Jadi berhati-hatilah dengan dosa sekecil apa pun karena dapat menutup hati. Bila hati sudah tertutupi maka ia tidak lagi mempunyai ketertarikan kepada ibadah. Dari sifat malas inilah seseorang akan tertimpa murkanya Allah, yaitu dijauhkan dari kenikmatan iman dan takwa.
2. Tidak mengingat kematian dan kehidupan selanjutnya
Tiada satu pun yang kekal di dunia ini, bahkan nafas yang kita hembuskan pun akan pergi. Begitu pun manusia.
Kematian adalah ketatapan Allah. Tidak ada yang mengetahui kapan dan di mana kematian akan menjumpai kita. Allah Ta'ala berfirman dalam surah Ali-Imran [3] ayat 185, "Setiap manusia pasti merasakan kematian."
Karena itulah Rasulullah saw selalu mengingatkan kita kepada kematian. Dengan menginggat kematian, kita tidak akan terlena dan hanya memikirkan hal duniawi semata. Kita akan senantiasa mematuhi perintah agama dan menjauhi larang-Nya.
Menurut Syekh al-Laffaf, sering mengingat mati dapat menghasilkan tiga hal positif. Pertama, mempercepat tobat. Kedua, hati yang lapang menerima segala pemberian-Nya. Ketiga, antusias yang tinggi menjalankan ibadah.
Sebaliknya, orang yang lupa dengan kematian, ia akan menerima tiga keburukan. Pertama, menunda-nunda taubat. Kedua, tidak rela dengan rezeki yang cukup. Dan, ketiga, malas beribadah.
3. Jarang membaca al-Qur'an
Al-Quran merupakan dustur Ilahi yang di dalamnya Allah sediakan solusi semua persoalan hidup. Al-Quran merupakan petunjuk yang menjadi syafa'at buat kita kelak di akhirat. Ibarat seseorang yang tersesat di dalam hutan belantara seorang diri padahal di dalam genggamannya terdapat peta. Karena ia tidak terbiasa membaca peta, maka ia tidak tahu cara kembali.
Sama halnya seorang yang jarang membaca al-Qur'an, dia akan kehilangan arah menuju surga. Bahkan, bukan hanya kehilangan arah, juga akan merasa futur setiap saat. Tidak ada tujuan hidup yang membuat dia semangat untuk melakukan ibadah. Motivasi dalam dirinya hilang begitu saja. Baginya, hidup hanya sebagai hiburan semata.
4. Jarang berdzikir
Perumpaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir ialah seperti orang hidup dan orang mati. Orang yang senantiasa mengisi hidupnya dengan dzikir akan merasa tenang, penuh dengan kenikmatan. Sebaliknya, orang yang jarang mengingat Allah, hatinya akan senantiasa gelisah. Selalu ada keresahan yang akan dia rasakan dalam dirinya. ***
Penulis: Nurmawati | mahasiswi STID M Natsir, Jakarta.