Surat An-Nisa' dan Kesetaraan Gender

Hikmah  
Wanita, dalam Islam, memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki, yakni sebagai hamba Allah Ta'ala.

Al-Qur'an yang diturunkan sebagai petunjuk manusia tentu mengandung isi dan tema yang tidak jauh dari keadaan dan kondisi masyarakat pada waktu itu. Banyak ayat yang membahas hubungan antara laki-laki dan perempuan, hak-hak di antara mereka yang telah tertata dengan rapi.

Sebagaimana terdapat dalam surat An-Nisa' bahwa perempuan memiliki derajat yang mulia dan terhormat. Tidak seperti pada zaman jahiliyah, ketika perempuan dianggap sebagai makhluk lemah yang hanya merepotkan laki-laki. Sehingga pada saat itu perempuan banyak yang dikubur hidup-hidup karena tidak memberi keuntungan untuk laki-laki.

Sebelum turun surat An-Nisa', perempuan berada di titik terendah. Namun berbeda ketika banyak ayat yang turun membicarakan betapa mulianya dan terhormatnya seorang perempuan. Hingga surat An-Nisa' ini menjadi ayat yang turun sebagai penyempurna ayat-ayat sebelumnya mengenai kemuliaan seorang perempuan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Allah Ta'ala berfirman:

يا ايها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحده وهلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والارحام ان الله كان عليكم رقيبا

Wahai manusia! Bertakwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan namanya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu." (QS. An-Nisa' [4]: 1)

Pada ayat tersebut kita dapat mengambil hikmah bahwa Allah Ta'ala menyamakan kedudukan laki-laki dan perempuan sebagai hamba dan makhluk Allah. Masing-masing dari mereka memiliki kewajiban untuk beribadah dan beramal saleh. Kedua makhluk tersebut memiliki kewajiban untuk bertakwa kepada Allah. Maka hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan di antara keduanya.

Namun, kesamaan di antara keduanya, sebagaimana telah disebutkan dalam al Qur'an, bukan berarti mengharuskan untuk sama dalam semua bidang. Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi dan tugasnya masing-masing. Mengapa berbeda? Karena apabila keduanya memiliki kedudukan yang sama dalam segala bidang maka tidak akan ada keseimbangan.

Adanya perbedaan ini menunjukkan bahwa memang seharusnya laki-laki dan perempuan itu memiliki tugas kewajiban dan juga hak sesuai dengan porsinya. Hikmah yang dapat diambil dari penciptaan Allah Ta'ala terhadap dua pasang manusia yang berbeda, bukan hanya bentuk tubuh serta jenis kelaminnya, tetapi juga pada emosional dan komposisi hormon dalam tubuh.

Perbedaan ini bukan semata-mata untuk merendahkan perempuan sebagaimana anggapan kaum feminis dan ilmuwan Barat. Namun, hal ini sebagai bentuk keseimbangan yang memiliki fungsi berbeda untuk menuju kesatuan dan saling melengkapi.

Al Qur'an telah memberikan batasan yang jelas dalam hal ini sebagaimana terdapat dalam surat An-Nisa'. Terutama dalam hal kepemimpinan, kehidupan dalam keluarga, serta masyarakat. Oleh karena itu sangat kurang bijak dan tidak masuk akal apabila terdapat sekelompok orang yang terus menjadikan kesetaraan di antara dua jenis manusia ini dalam segala bidang.

Wallahu a'lam. ***

Penulis: Ulfaturrohmah | Mahasiswi STID M Natsir, Jakarta

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Jaga Iman dengan Berbagi Renungan

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image