Emansipasi Memaksakan Posisi Wanita dan Lelaki Setara
Orang-orang yang tak suka dengan Islam sangat memahami bahwa peran wanita muslimah sangat penting dalam membangun masyarakat Islam. Mereka berupaya menyerang Islam melalui gerakan emansipasi yang mereka sebut pembebasan wanita dari kezaliman. Mereka meyakini gerakan emansipasi bisa memenuhi hak-hak wanita secara adil.
Secara harfiah, emansipasi merupakan kesetaraan hak dan gender. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), emansipasi berarti perbebasan dari perbudakan, dan persamaan hak di berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Sedangkan emansipasi wanita, menurut St. Zubaidah dalam buku Menakar Kembali Makna Emansipasi (2015), adalah prospek atau harapan pelepasan wanita dari kedudukan sosial maupun ekonomi yang rendah, serta lepas dari kungkungan hukum yang membatasi wanita untuk berkembang dan maju.
BACA JUGA: Langkah Pemuda Harus Melampaui Masa Depan
Emansipasi wanita muncul karena sejarah kelam wanita di berbagai belahan dunia, utamanya di Eropa. Wanita dianggap memiliki derajat yang rendah dan tidak memiliki kesamaan dengan laki-laki.
Selain itu, emansipasi juga tumbuh dari sistem sekuler yang memisahkan kehidupan dunia dan nilai agama. Sehingga, dengan emansipasi, wanita justru menjadi jauh dari hijab dan rumah-rumahnya. Bahkan, mereka mengabaikan pengasuhan anak-anak dan mengabaikan hak-hak suami.
Tentang emansipasi, Allah Ta'ala telah menjelaskan dalam al-Qur'an surah An-nisa [4] ayat 32, "Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan juga ada bagian dari apa yang mereka usahakan."
Emansipasi bertujuan memberikan kesempatan yang seimbang kepada wanita untuk bekerja, belajar, dan berkarya, seperti halnya laki-laki. "Seimbang" di sini mempunyai persepsi sejajar. Padahal, tak dapat dipungkiri bahwa wanita dan laki-laki jelas berbeda, baik dari kondisi fisik, psikis, maupun spiritualnya.
Wallahu a'lam ***
Penulis: Risa | mahasiswi STID M Natsir, Jakarta