Potensi Alumni IPB Didorong Untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Kemanusiaan
BOGOR – Potensi IPB University dan alumninya yang tersebar di berbagai bidang harus dimanfaatkan untuk mendorong kualitas layanan kemanusiaan, khususnya dalam penanganan bencana. Selain itu, IPB University, termasuk Himpunan Alumninya, diharapkan menjadi center of excellence dalam bidang kemanusiaan, khususnya kebencanaan di Indonesia.
Dua poin rekomendasi tersebut, menurut rilis yang diterima redaksi Tadabbur Republika pada Senin (12/6), dibacakan Anggota Dewan Pembina Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni IPB (ARM HA-IPB), Ir. Ali Fatoni, sebagai bagian dari 10 Catatan dan Rekomendasi Lokakarya "Pembelajaran dari Kegiatan Tanggap Darurat Bencana dan Pemulihan Gempa Cianjur". Lokakarya digelar ARM HA-IPB di Gedung Alumni IPB, Bogor, pada Sabtu (10/6).
Lokakarya menghasilkan pula kesimpulan bahwa kegiatan kemanusiaan membutuhkan perencanaan dan kegiatan yang inovatif, kreatif, serta kolaboratif agar layanan kemanusiaan berkualitas dan menjangkau secara lebih luas. Rekomendasi lainnya menyoroti pentingnya ketersediaan data dan informasi yang memadai sebagai salah satu kunci keberhasilan penanggulangan bencana. Investasi untuk keterlibatan kaum muda dalam bidang kemanusiaan juga perlu dilakukan baik melalui kurikulum kampus maupun kegiatan ekstra-kurikuler.
Lokakarya ini menandai penutupan rangkaian misi kemanusiaan ARM HA-IPB di Cianjur yang meliputi 7 misi operasi tanggap darurat, dan 3 kegiatan pemulihan, yang dimulai sejak 48 jam pasca gempa mengguncang Cianjur, 21 November 2022 silam, hingga penutupan kegiatan 25 Mei 2023.
Rektor IPB University, Prof. Dr. Ir. Arif Satria, M.Si. menyampaikan sambutannya dalam pembukaan acara. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan ARM HA-IPB yang sangat mulia, karena terus berupaya memberikan manfaat kala orang sangat membutuhkan,” kata Prof. Arif Satria.
Ketua Umum Himpunan Alumni IPB, Dr. Ir. Walneg S. Jas, MM, menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga atas segala kontribusi, kerja sama, dan kolaborasi yang sudah dilakukan. “Selamat kepada ARM HA-IPB yang terus mempersiapkan diri dalam cita-cita untuk menjadi lembaga kebencanaan yang bisa menjadi _role model_ di tingkat nasional,” ujarnya.
Lebih dari 100 peserta memadati lokakarya ini. Selain pengurus dan relawan, lokakarya juga dihadiri berbagai lembaga kemanusiaan mitra ARM HA-IPB seperti Wahana Muda Indonesia (WMI), Indonesia CARE, Yayasan Harika, PP Darul Ikhlas, STIA Siliwangi Garut, dan relawan desa. Hadir pula Kepala Pusat Studi Bencana (PSB) IPB, Dr. Doni Yusri, perwakilan pengurus BEM IPB dan fakultas, Klinik IPB, unit kegiatan mahasiswa, serta civitas academica IPB University lainnya.
Ketua Umum ARM HA-IPB, Ir. Ahmad Husein, M.Si, tampil sebagai panelis bersama Direktur Eksekutif Indonesia CARE Lukman Azis Kurniawan, dan Wakil Ketua Wahana Muda Indonesia (WMI), Budhi Setiawan. Mereka berbagi pengalaman selama melakukan operasi tanggap darurat dan pemulihan bencana gempa bermagnitude 5,6 di Cianjur, Jawa Barat.
“Mematuhi setiap langkah dalam siklus tanggap darurat bencana sangat penting untuk memastikan persiapan dan kegiatan kemanusiaan di wilayah terdampak bencana berlangsung efektif,” kata Husein, yang pernah bekerja di Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) selama lebih dari satu dekade.
Lukman Azis menekankan peran lembaganya, Indonesia Care, dalam membantu pendidikan darurat bagi siswa-siswi di Cianjur. Bersama ARM, Indonesia Care antara lain membangun dua kelas darurat di SDN Nyalindung 3, yang mampu menampung 100 siswa. Sementara Budhi Setiawan, menjelaskan komponen layanan yang WMI sediakan sejak fase tanggap darurat hingga pemulihan. “Kami memiliki tim rescue yang terjun segera setelah gempa terjadi. Di fase pemulihan, WMI menyediakan pos layanan kesehatan, layanan pendidikan darurat, pembangunan hunian dan rumah ibadah sementara, hingga distribusi family kit," papar Budhi.
Lokakarya juga menghadirkan beberapa alumni IPB yang menjadi ujung tombak operasi tanggap darurat dan pemulihan pasca gempa Cianjur. Yanti Nurdiyanti, alumni IPB yang berkiprah di Pemerintah Kabupaten Cianjur, menyediakan rumahnya sebagai posko tanggap darurat ARM HA IPB. “Alhamdulillah bantuan para alumni IPB yang dikoordinasikan ARM HA-IPB tidak hanya mencakup Kecamatan Cugenang yang menjadi pusat bencana melainkan juga sampai ke kecamatan lain di Cianjur," ujarnya.
Sementara itu Ir. Irvan Ramli, pemimpin PP Darul Ikhlas, Cikarang berbagi pengalaman saat membangun dapur umum untuk menyediakan makanan bagi warga terdampak bencana gempa Cianjur. Dapur umum yang didukung oleh ARM HA-IPB tersebut mampu melayani 2.000 warga untuk makan 3 kali setiap hari. "Setiap hari kami seperti bikin hajatan," kata Alumni Fakultas Kehutanan angkatan 22 itu.
Berbagai pertanyaan, saran, masukan, dan sharing pengalaman juga bermunculan dalam acara Lokakarya itu. Pengalaman-pengalaman itu menjadi bekal penguat bagi ARM HA-IPB, alumni, dan civitas academica IPB, serta berbagai organisasi relawan kebencanaan mitra ARM HA IPB, agar semakin meningkatkan pemahaman, kualitas, kinerja maupun jangkauan dalam upaya penanggulangan bencana yang lebih efektif di masa mendatang. ***
Penulis: Ibnu M Hawab