Hikmah

Menyiapkan Diri Menyambut Lailatul Qadar

Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan (foto: pixabay.com)

Ramadhan memiliki esensi istimewa bagi kaum muslim. Setidaknya ada tiga keistimewaan; pertama adalah ibadah puasa yang diberikan balasan pahala spesial dari Allah, kedua malam Lailatul Qadar yang bobot kualitasnya melebihi dari seribu bulan, dan ketiga diturunkannya al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat muslim.

Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan, artinya Lailatul Qadar masih jauh lebih baik dan mulia dibandingkan seribu bulan. Kehadiran Lailatul Qadar tidak bisa diketahui dengan pasti, hanya dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa Lailatul Qadar turun pada malam-malam ganjil di sepuluh akhir Ramadhan. Artinya Lailatul Qadar tidak akan hadir selain di bulan ini.

Kehadiran Lailatul Qadar di bulan Ramadhan adalah sesuatu yang pasti. Oleh sebab itu pada sepuluh akhir Ramadhan Rasulullah SAW dan para sahabat semasa hidupnya memfokuskan diri untuk melakukan i'tikaf di Mesjid. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk kesiapan menjemput Lailatul Qadar.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Seorang muslim yang menjalankan ibadah puasa, tentu mereka ingin merasakan Lailatul Qadar, merasakan berjumpa dengan malam yang sangat mulia. Namun penting diingat demi berjumpa dengan Lailatul Qadar maka butuh persiapan yang matang.

Perwujudan malam Lailatul Qadar sesuatu yang abstrak, tidak terlihat ciri khusus dalam pandangan mata, tidak terdeteksi oleh panca indra, hanyalah mata batin orang pilihan yang dapat merasa. Al-Qur’an mengabarkan di malam itu Malaikat dengan jumlah tidak terhitung diutus Allah SWT untuk turun ke bumi menemani orang beriman sekaligus menaburkan wewangian rahmat, ampunan dan keberkahan.

Sejatinya persiapan untuk bertemu dengan Lailatul Qadar telah dimulai sejak hari pertama puasa. Caranya dengan memaksimalkan ibadah kepada Allah SWT, berupaya menjadikan amalan sunnah di luar Ramadhan menjadi sangat intens dikerjakan selama Ramadhan, memposisikan amalan wajib sebagai prioritas yang dikerjakan tepat waktu tanpa pernah tertinggal.

Perlu ada usaha keras untuk meningkatkan ibadah dalam bulan Ramadhan dibandingkan bulan sebelumnya di luar Ramadhan. Hal ini sebagai bentuk kesiapan untuk berjumpa dengan Lailatul Qadar. Akan sangat naif bila ada hamba Allah yang ingin bertemu dengan Lailatul Qadar namun tidak melakukan persiapan apapun, ibadahnya tidak ditingkatkan bahkan ibadah wajib kadang masih ditinggalkan selama Ramadhan. Bila begini caranya maka boleh jadi impian untuk mendapatkan malam Lailatul Qadr akan sekadar menjadi mimpi yang tak kunjung terwujud.

Untuk mendapatkan sesuatu yang mulia maka perlu ada persiapan. Persiapan tersebut merupakan tanda bahwa kita punya keinginan kuat untuk mendapatkannya. Sama halnya dengan Lailatul Qadr, mempersiapkan diri menyambut Lailatul Qadar merupakan tanda bahwa kita punya keinginan kuat yang diikhtiarkan dalam perbuatan untuk berjumpa dengan Lailatul Qadar.

Pada malam Lailatul Qadar malaikat akan turun ke bumi menemui orang-orang yang sudah mempersiapkan diri menyambut Lailatul Qadar. Hamba yang mendapatkan anugerah Lailatul Qadar jiwanya akan terdorong untuk terus melakukan kebaikan. Ia akan mendapatkan pencerahan untuk menjalani hidupnya di masa mendatang. Pada malam itu ia mendapatkan kemuliaan dan kejayaan hidup dunia dan akhirat.

Terjadi perbedaan pendapat di antara ulama terkait tanda-tanda yang bisa dirasakan seseorang yang berjumpa dengan Lailatul Qadar. Ulama tertentu berpandangan bahwa ada tanda yang bisa dirasakan oleh hamba yang berjumpa dengan Lailatul Qadar, tetapi sebagian ulama ada juga yang berpandangan bahwa orang yang berjumpa dengan Lailatul Qadar kadang tidak melihat tanda tersebut sebagaimana dijelaskan Imam Qurthubi dalam Kitab Al-Jami Ahkam Al-Qur'an.

Terlepas dari perbedaan pandangan tersebut, penting bagi seorang muslim untuk tidak melewatkan malam perjumpaan dengan Lailatul Qadar, dan untuk mencapainya maka perlu mempersiapkan diri secara maksimal sejak awal Ramadhan.

Penulis: Dr. Baeti Rohman, MA | Ketua Umum DPN ISQI (Ikatan Sarjana Al-Qur'an Indonesia)

Berita Terkait

Image

Ayo Kita Isi 10 Malam Terakhir Ramadhan dengan Beri'tikaf

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Jaga Iman dengan Berbagi Renungan