Memasangkan cincin sebagai salah satu simbol telah menikah. Namun, para lelaki, jangan mendekati wanita dulu bila belum siap menikah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (saw) suatu ketika bersabda, "Tidaklah aku mengetahui orang yang kurang akal dan agamanya namun dapat menghilangkan akal laki-laki yang teguh kecuali kalian wahai wanita." (Riwayat Bukhari No. 304)
Dalam hadits di atas disebutkan dengan jelas bahwa fitnah wanita sangat besar. Bahkan laki-laki yang teguh dan laki-laki yang shaleh sekali pun seringkali tergoda oleh fitnah wanita.
Karena itu wahai laki-laki, jika kalian belum siap menikah atau melepas masa lajang, jangan pernah mendekati wanita, apalagi mempermainkan hati dan perasaannya. Karena wanita itu rapuh dan sulit untuk melupakan.
Alangkah lebih baik jika kalian belum siap menikah, pertahankan diri kalian, jaga kehormatan kalian, agar tidak terjerumus pada lubang penuh kenistaan. Bagaimana caranya?
Salah satu cara yang bisa kita lakukan ialah dengan berpuasa. Puasa tidak hanya dilakukan di bulan Ramadhan. Kita bisa melaksanakan puasa sunnah yang dianjurkan oleh Allah Ta'ala dan Rasul-Nya di bulan-bulan selainnya. Dan, bagi semua pemuda yang memang belum mampu untuk menikah, lebih baik perbanyak melaksanakan puasa.
Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa mampu membiayai pernikahan hendaklah menikah, karena nikah lebih menahan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu menikah, hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah wija' (mengendurkan gejolak syahwat) baginya," (Riwayat Bukhari).
Ada banyak faktor seseorang belum sanggup menikah. Misalnya, ia belum siap secara mental, atau belum memiliki modal yang cukup.
Namun, apapun alasannya, ketika kita belum bisa menikah, jangan sampai kita mengintai atau mendekati wanita. Sebab, pada hakikatnya tipudaya wanita itu sangat besar, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya tipu daya kalian para wanita adalah besar." (Surat Yusuf [12]: 28)
Maka dari itu wahai para lelaki, berhati-hatilah! Berlindunglah kepada Allah Ta'ala dari tipu daya wanita.
Wallahu'alam bisshawab. ***
Penulis: Pipit Aisyah | mahasiswi STID M Natsir, Jakarta
