Jadilah Pendengar Bukan Pembual
Ketika manusia masih berbentuk janin, tepatnya ketika usia kandungan sang ibu baru menginjak usia dua pekan, indra pendengaran manusia sudah berfungsi.
Coba buktikan! Bila ada suara keras atau berisik di sekitar ibu yang sedang hamil, denyut jantung janin akan terasa meningkat. Sang ibu biasanya bisa merasakan hal ini.
Malah, para ahli kesehatan kerap memanfaatkan pendengaran janin sebagai tes untuk menguji apakah sang janin mengalami gangguan, seperti kekurangan oksigen, atau tidak.
Ini berbeda dengan indera-indra lain. Indra penglihatan, misalnya, baru berfungsi setelah manusia lahir ke muka bumi. Bahkan dunia kedokteran mencatat, manusia baru bisa mengenali wajah ibunya setelah berusia 2 minggu.
BACA JUGA: Bagilah Informasi Kepada Orang yang Tepat
Demikian juga indra pengecap, pencium, dan peraba, baru berfungsi ketika bayi sudah lahir. Atau, mulut sebagai organ yang berguna untuk berbicara, baru berfungsi setelah bayi lahir. Bahkan, suara yang keluar dari mulut bayi baru bisa mengandung makna setelah berusia beberapa bulan. Sebelum itu, ia hanya bisa menangis.
Mengapa Allah Subhanahu wa Ta'ala lebih dahulu menganugerahi kepada manusia indra pendengaran ketimbang indra-indra yang lain? Apa yang istimewa dengan indra ini?
Tentu hal ini menarik untuk direnungkan. Banyak sekali ayat di dalam al-Qur’an yang menjelaskan betapa pentingnya mendengar. Betapa banyak orang yang celaka ketika indra yang demikian penting ini tidak banyak difungsikan. Orang-orang yang celaka tersebut lebih suka membual ketimbang mendengar.
BACA JUGA: Berkata Benar Adalah Bagian dari Dakwah
Ketika tahun politik tiba, para pembual ini biasanya bermunculan. Mereka berlomba-lomba memamerkan kelebihan dirinya dan mengobral janji-janji. Mereka ingin terlihat hebat dengan cara banyak berbual.
Kebiasaan membual bahkan tak hanya menjangkiti para politisi, para dai juga. Dai yang suka membual biasanya selalu ingin terlihat hebat di mata jamaahnya. Mereka akan lakukan apa saja agar jamaahnya senang.
Mereka, oleh Allah Ta’ala, digolongkan sebagai orang-orang yang lalai dengan kehidupan akhirat. Mari perbanyak mendengar, bukan membual! ***
Penulis: Mahladi Murni