Rapat Koordinasi Nasional Dewan Murabbi Hidayatullah Hari Ini Dibuka
SURAKERTA --- Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Dewan Murabbi Hidayatullah hari ini, Kamis (2/2), resmi dibuka oleh Pemimpin Umum Hidayatullah, KH. Abdurrahman Muhammad. Rencananya acara ini akan berlangsung selama 4 hari, yakni pada 2 hingga 5 Februari 2023 di Menara al Qur'an, Surakerta, Jawa Tengah.
Rakornas dihadiri oleh ratusan murabbi Hidayatullah se-Indonesia yang duduk dalam struktur Dewan Murabbi Wilayah Hidayatullah. Ketua panitia Rakornas, Dr. Nur Islam, M.Pd menyatakan bahwa Menara Qur'an yang dipilih sebagai tempat Rakornas, merupakan simbol keyakinan kepada Allah Ta'ala. Adapun Kota Surakarta adalah salah satu simbol dakwah Islam di Indonesia sejak dulu hingga hari ini.
Pemimpin Umum Hidayatullah, KH. Abdurrahman Muhammad, dalam sambutannya mengajak seluruh kaum Muslim, utamanya kader Hidayatullah, agar senantiasa berniatlah untuk berbuat bagi Islam.
"Itulah komitmen dasar setiap Muslim. Niat berbuat baik bagi Islam akan menjelma menjadi kebaikan-kebaikan besar lainnya, baik terhadap manusia lainnya terutama bagi negeri yang tercinta ini," jelas KH Abdurrahman Muhammad sebagaimana dikutip dari rilis yang diterima redaksi Tadabbur Republika, Kamis (2/2).
Lebih lanjut KH Abdurrahman Muhammad mengatakan bahwa iman yang dibalut keyakinan yang utuh akan selalu memberi nilai lebih kepada seorang Muslim. Ia tidak akan merasa kekurangan, apalagi merasa rugi. Itulah yang membuat orang yang beriman tidak ragu dan takut untuk selalu berbuat baik dan berkorban bagi agamanya.
Selain itu, al-Qur'an adalah Mu'jizat terbesar sepanjang zaman dengan kandungan yang selalu memberi ibrah dan inspirasi, termasuk melalui kisah-kisah yang termaktub di dalamnya, baik kisah para Nabi dan orang-orang shaleh, maupun kisah para pendurhaka, raja-raja zalim, termasuk kisah Fir'aun.
Kisah Thalut, jelas KH Abdurrahman Muhammad, memberi inspirasi bahwa lahirnya seorang pemimpin harus melalui proses ketat. Sebab, kehidupan sehari-hari seorang pemimpin juga keras.
Begitu juga sosok murabbi, harus mampu memperagakan pola hidup yang menjadi teladan. Kuat berinfaq, menjaga muru'ah, tidak tergiur dengan kenikmatan dunia, dan hidup zuhud. Pola seperti inilah yang akan menjadi magnet dakwah bagi orang lain hingga tertarik kepada Islam.
Kehidupan duniawi seorang murabbi kadang tidak berlapang harta, tidak berlimpah materi, namun dia tetap harus rajin berinfaq, siang dan malam, termasuk saat kondisi keuangannya sedang susah. Sebab, tutur KH Abdurrahman Muhammad, seorang murabbi adalah figur dalam agama, pelopor kebaikan yang kebaikan-kebaikannya memberi maslahat bagi negerinya dan alam semesta.
"Agama tanpa kepemimpinan akan terasa lemah. Namun kepemimpinan tanpa agama akan membuat para pemimpin menjadi sesat dan menyesatkan. Di sinilah urgensi seorang Murabbi bagi para pemimpin umat," kata KH Abdurrahman Muhammad.
Pribadi-pribadi yang berkarakter kuat tidak banyak di muka bumi ini, sebagaimana pasukan Thalut yang lulus dari ujian air sungai juga berjumlah sedikit.
Sementara itu Ketua Dewan Murabbi Pusat, Dr. Tasyrif Amin, M.Pd menjelaskan bahwa tugas murabbi itu sakral. Sebab, ia meneruskan tugas yang Allah berikan kepada para Nabi dan Rasul, terutama tugas kerasulan Muhammad s.a.w.
"Tantangan berat para murabbi adalah posisi dirinya sebagai role model, figur tauladan dalam aspek spiritualitas, komitmen (menjalankan program) tarbiyah dan dakwah, sementara seorang murabbi tetaplah manusia biasa yang juga mendapatkan ujian serta berbuat khilaf," jelas pria asal Majene, Sulawesi Barat, yang telah dikaruniai 10 anak ini.
Para murabbi, kata Tasyrif yang menyelesaikan program doktoral di Universitas Ibnu Khaldun, Bogor, Jawa Barat ini, harus terus menjaga idealisme membangun peradaban Islam, terutama dalam diri sendiri sebagai pijakan pertama dan mendasar dalam membangun peradaban Islam dalam skala global. ***
Penulis: Ibnu M Hawab