MUI Gelar Halaqoh Ukhuwah, Diikuti 60-an Perwakilan Ormas Islam
JAKARTA --- Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis ulama Indonesia (MUI) menggelar acara “Halaqah Ukhuwah” yang dihadiri unsur perwakilan pimpinan pusat ormas Islam yang terhimpun di MUI. Acara tersebut digelar di Hotel Acacia Jakarta Pusat yang mengusung tema “Menuju World Class Ukhuwah Islamiyah”.
Halaqoh itu merupakan bagian dari rangkaian Rakornas Komisi Ukhuwah MUI yang berlangsung pada Selasa, 27-28 Desember 2022.
Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI Pusat KH Cholil Nafis dalam sambutannya membuka acara tersebut menekankan perlunya duduk bersama di samping untuk terus merekatkan persaudaraan, juga dalam rangka merumuskan visi misi serta menyamakan persepsi dan langkah antar harakah yang ada.
BACA JUGA: Sabar Itu Ada Batasnya, Benarkah?
“Kita perlu bersama-sama menelaah setiap hal-hal yang berkembang di tengah masyarakat,” kata KH Cholil Nafis.
Ada beragam problem tengah dihadapi umat yang memerlukan pencerahan, diantaranya masalah pergaulan bebas termasuk di dalamnya kampanye LGBT dan nikah beda agama.
Dia mengatakan, MUI sebagai rumah berhimpun ormas Islam telah bersepakat bahwa tidak ada yang memperbolehkan LGBT dan nikah beda agama. Oleh sebab itu, elemen umat perlu terus mencerahkan masyarakat perihal tersebut.
Selain Rakornas, helatan tersebut juga menelaah dan menyikapi ihwal KUHP yang baru disahkan. Oleh sebab itu, KH Cholil Nafis menilai amat penting kita berjuang secara bersama sama di ranah konstitusi atau ranah perundang-undangan. “Banyak hal yang bisa kita ubah dengan kelompok bersatunya umat Islam,” katanya.
Di sisi lain, KH Cholil Nafis mendorong ormas Islam terus mengambil peran dalam mencerdaskan umat melalui beragam saluran termasuk melalui teknologi informasi. Dia menjelaskan, dalam melakukan upaya dakwah tersebut, hendaknya diekspresikan untuk tujuan pada 3 hal yaitu mendamaikan, mengajak kepada kebaikan, dan apa yang disebarkan ada maslahah di dalamnya.
“Kita harus terus-menerus melakukan politik keadaban, bukan transaksional. Dan ini bisa disuarakan oleh ormas ormas Islam. Jadi, yang dibutuhkan tidak hanya shaleh tapi juga mushlih,” ujarnya.
Lebih jauh, KH Cholil Nafis pun berpesan agar umat menghindari pertikaian dan menepikan potensi keterbelahan seiring memasuki tahun politik 2024. Dia pun mengajak semua pihak membangun politik yang berkadaban dengan identitas yang senafas dengan arah bangsa.
“Politik ke depan kita harus menjadi orang yang mengarahkan memberi nilai pada arah bangsa kita. Semua punya identitas politik, nggak mungkin partai nggak punya identitas politik. Identitas politik kita harus senafas dengan arah bangsa,” tandasnya.